Pernahkah kamu depresi? Apakah kamu tau penyebabnya apa? Apa benar depresi disebabkan hanya karena tugas atau pekerjaan yang menumpuk? Pernahkah terpikir olehmu penyebab depresi adalah kondisi lingkungan sekitarmu sendiri?
Depresi merupakan salah satu yang sering dikeluhkan oleh para generasi muda saat ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, depresi merupakan gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan). Sosial media saat ini banyak berisikan life update mengenai para remaja atau generasi muda yang mengalami depresi, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengaku bahwa depresi adalah penyakit yang mereka derita saat ini.
Studi membuktikan bahwa tingkat kualitas udara mempengaruhi risiko depresi remaja. Gejala depresi akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan paparan ozon di lingkungan yang kualitas udaranya buruk. Penelitian yang baru diterbitkan oleh American Psychological
Association berisikan mengenai analisis data kesehatan mental selama 4 tahun dari remaja berjumlah 213 orang yang berusia 9-13 tahun (perempuan sebesar 57% dan 53% beretnis minoritas) dan dibandingkan dengan data kualitas udara dari setiap lingkungan rumah mereka. Pengecekan tingkat ozon yang merupakan salah satu faktor risiko yang dapat terdokumentasi dengan baik tetapi tidak sering terlihat dalam konteks sosioemosional.
Adanya laporan dari para korban hingga lebih dari satu kali sehingga digunakan sebagai waktunya untuk menganalisis perbandingan tingkat ozon dan alamat rumah mereka. Tidak hanya itu, faktor lainnya juga ditambahkan seperti karakteristik pribadi, keluarga dan lingkungan. Dari hasil temuan diperoleh garis bawah mengenai pentingnya mempertimbangkan paparan ozon dalam memahami lintasan gejala depresi di masa remaja.
Beberapa penelitian lainnya pun telah menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan antara ozon dan kematian pada tingkat yang jauh dibawah standar. Walaupun penelitian ini harus diteliti lebih lanjut, namun hal tersebut membuktikan bahwa efek dan bahaya dari kualitas udara yang kita hidup semakin serius. Tidak hanya ozon tetapi segala jenis paparan atau pencemar yang masuk ke dalam tubuh memiliki risiko yang lebih besar secara fisik maupun psikologis, dan tidak hanya berdampak pada remaja atau orang dewasa, tetapi juga terhadap anak-anak. Dalam hal ini, memang penelitian ini dikhususkan untuk remaja karena pada dasarnya remaja lebih sering terkena lebih banyak polusi udara dibanding dengan kelompok usia lain, sehingga sangat rentan memiliki risiko gejala depresi.
Oleh karena itu, kesadaran akan kondisi lingkungan kita saat ini menjadi faktor penting. Dengan melakukan pengecekan kualitas udara secara rutin sebelum beraktivitas ke luar rumah dapat menjadi faktor pencegahan risiko gejala depresi dalam diri sendiri. Yuk aware akan lingkungan sekitar kita!