Jakarta, Paparan polusi udara di DKI Jakarta dinilai dapat berdampak terhadap kesehatan kulit. Bahkan dapat mengakibatkan terjadinya penuaan dini.
“Salah satu dampak (polusi udara) yang paling terlihat adalah penuaan dini pada kulit. Penuaan dini pada kulit dapat disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor eksogen, yaitu faktor dari luar, serta faktor internal atau faktor endogen, yaitu faktor dari dalam tubuh,” ujar dermatolog dan spesialis kulit Agung Muhammad Reza dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Mei 2023.
Agung menjelaskan paparan polusi udara, yang meliputi asap knalpot kendaraan, asap rokok, dan asap dari kegiatan memasak, dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang pada kulit. Ia menjelaskan bahwa efek jangka pendek polusi udara pada kulit meliputi kekusaman dan kehilangan kecerahan.
Sementara itu, efek jangka panjang meliputi garis halus, keriput, hiperpigmentasi, dan bintik-bintik hitam. Oleh karenannya, dibutuhkan upaya perlindungan dan perawatan kulit dari ancaman polusi udara.
“Selain itu, kerusakan kulit yang telah terjadi akibat polusi udara sebenarnya dapat diperbaiki dengan menggunakan produk perawatan kulit yang memiliki sifat regeneratif,” bebernya
Agung menekankan pentingnya melindungi kulit dari kerusakan lingkungan, terutama akibat polusi udara. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai.
“Saya sebagai seorang spesialis Dermatovenerologi ingin mengajak semua orang untuk mendukung upaya perbaikan kualitas udara,” jelasnya.
Sebelumnya, kualitas udara Jakarta tercatat sebagai yang terburuk di dunia pada Selasa, 2 Mei 2023. Jakarta mengalahkan Beijing, Tiongkok, dan Delhi, India. Hal ini terungkap dalam peringkat kualitas udara dan polusi yang dirilis IQAir.
Per pukul 12.41 WIB, IQAir mengungkap kualitas udara Jakarta punya nilai 164. Angka ini masuk kategori tak sehat lantaran 11,3 kali standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).