Bagi generasi Z (Gen Z) dan Milenial pasti sudah tidak asing dengan “mental illness”? Banyak sekali anak muda yang gak nyaman sedikit, langsung diagnosa sendiri dan merasa kesehatan mentalnya terganggu. Padahal ada beberapa faktor penyebab kesehatan mental, diantaranya proses perkembangan, faktor genetik dan bahkan lingkungan.
POLUSI UDARA MENYEBABKAN DEPRESI
Kondisi lingkungan menjadi salah satu hal yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan mental. Munculnya tekanan dari lingkungan juga bisa menjadi penyebab gangguan mental pada remaja.
Menurut Jurnal Environmental Pollution yang berjudul Air Pollution Exposure and depression: A comprehensive updated systematic review and meta-analysis pada tahun 2022. Peningkatan paparan PM 2.5 baik dalam jangka pendek maupun panjang dapat berhubungan dengan depresi.
PENINGKATAN KASUS BUNUH DIRI SEIRING DENGAN PENINGKATAN POLUSI UDARA!
Menurut Biro Riset Ekonomi Nasional di Cambridge, Massachusetts, menemukan bahwa setiap peningkatan partikel polusi per mikrogram/m3 di kota-kota AS seiring dengan meningkatnya kejadian bunuh diri yang naik hingga 0,5%.
Selain itu secara biologis, polusi dapat menyebabkan peradangan di otak, defisit serotonin, dan mengganggu jalur respons stres. Kondisi tersebut membuat perilaku depresi dan impulsif lebih mungkin terjadi.
Gangguan masalah mental lainnya seperti gangguan tidur, isolasi sosial, penurunan kognitif khususnya anak-anak dan lansia. Ada juga gangguan kesehatan lainnya seperti skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan pemusatan perhatian (Attention deficit hyperactivity disorder/ADHD), autisme, hingga gangguan personalitas.
Gangguan kesehatan mental tentunya bukan satu-satunya diakibatkan karena polusi udara. Namun, lingkungan termasuk udara yang kotor turut andil dalam mempengaruhi kesehatan mental kita. Yuk, lindungi diri dari polusi udara. Jika memiliki gangguan kesehatan mental, segera konsultasikan pada tenaga profesional.
